Tapi apa hayo?
Well, assalamualaikum minna san!
Gile ya lebih dari sebulan saya ndak muncul. Dampak prokrastinasi emang gini. Sebenarnya ada banyak yang pengen dicurhatin di sini cuman ada-ada saja hambatan kecil yang berujung lupa mau nulis apaan. Koneksi internet lah, malas cari gambar lah. Saya emang suka lupa tujuan bikin blog dulu untuk apa. *minta maaf gih sama diri sendiri*
Sekian dulu ngeles dari saya! v^.^
Sambil diiringi lagu Yasai Sister - AKB48
"Kebahagiaan tidak dibeli dengan uang"
Siapa yang tidak pernah dengar atau baca (di timeline sosmed) ungkapan barusan? kayaknya hampir tiap hari ungkapan tersebut muncul di beranda fesbuk saya dari orang yang berbeda. Beneran lho.
Saya juga heran kenapa uang dan kebahagiaan tidak bisa bersatu dalam ungkapan tersebut *kemudian menerawang*
Saya juga heran kenapa uang dan kebahagiaan tidak bisa bersatu dalam ungkapan tersebut *kemudian menerawang*
ya iyalah, uang kan fungsinya sebagai alat tukar untuk nilai suatu barang atau jasa. Bukan dipake untuk beli perasaan.
Pendapat saya tentang ungkapan di atas? tergantung dari situasi dan keadaan psikis orang yang menyebutkan ungkapan di atas. Sotoy bingit yak gue bawa-bawa istilah psikis hehehe.
Saya punya tiga pendapat;
Satu. Saya setuju bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. << Situasi dimana seseorang merasa jenuh dengan uang. Semua keinginannya bisa dipenuhi dengan uang. Seketika merasa senang, namun lama kelamaan setelah semuanya terpenuhi orang ini malah menyadari ada sesuatu yang kurang bahkan hilang. Sedangkan lingkungan orang ini tidak cukup peka terhadap perasaan 'kekurangan' orang ini.
Contoh yang paling sering terjadi yaitu, seorang kaya raya yang mampu mengabulkan setiap keinginan anaknya. Setiap permintaan jajan si anak terpenuhi, anak ini merasa senang. Namun, si anak lama kelamaan merasa ada yang kurang dari dirinya. Waktu dan perhatian orangtua terhadap si anak sangat terbatas karena orangtua terlalu 'fokus mencari nafkah'. Si anak mengeluh dan orangtua pun beralasan bahwa semua dilakukan demi menafkahi si anak.
Contoh lainnya ketika dalam sebuah hubungan. Si pacar lebih sering memenuhi keinginan belanja pasangannya daripada memberikan perhatian di saat pasangannya butuh perhatian. Si pacar sering ada di sampingnya hanya pada saat belanja dan ngasih duit, bukan saat pasangannya butuh tempat untuk berbagi cerita kebahagiaan dan kesedihan.
Dua. Saya tidak setuju bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. <== Ini mah menurut saya, ketika ungkapan ini cuman dijadikan sebagai bahan gombalan lelaki yang tidak 'produktif'. Makanya saya disagree. Saya sering males liat di timeline kalo ada cowok yang nulis beginian, tapi dia sendiri gak jelas apakah memang punya uang atau tidak. Biasanya sih ketahuan lho dari timeline (yang isinya status dan foto) apakah seseorang itu memang produktif, fokus membangun karir, atau sedang merintis usaha. Coba diperhatikan saja. Kalo emang cowok produktif sih nulis kalimat begituan sebagai status kagak masalah. Tapi kalo cowok yang maniak game online dan pacar-pacaran?. *exhale*
Bagaimanapun yang namanya beras, uang bensin, baju baru belinya pake duit lha ya, bukan pake kata-kata gombal!
Bagaimanapun juga wanita adalah sosok yang realistis. Kalo gak ada uang gimana caranya mau dimasakin yang enak-enak, lha beli gas elpiji aja kagak bisa... beli minyak goreng juga kagak bisa... beli keperluan rumah tangga kagak bisa... kalo sudah begini... hmm... kemungkinan terburuk bisa jadi salah satu di antara suami atau istri bakalan pergi mencari pelampiasan pada pihak ketiga. Bagaimana? masih mau bilang kalo kebahagiaan tidak dibeli pake uang?
Apalagi kalo ada yang sakit. Coba dipikir. Untung kalo berobat jalan bukan rawat inap, untung kalo masih bisa beli obat. Kalo tidak? sapa yang repot? sapa yang menderita? lalu di manakah letak bahagia itu kalo kejadiannya kayak gini?
Sebelum masuk ke pendapat ketiga. Dari pernyataan satu sampai dua masih membingungkan apakah benar kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang? sampai saat ini saya belum bilang kalo uang adalah segalanya lho.
Tiga. Siapa di antara kita yang tidak geram mendengar kabar berita tentang koruptor? adakah koruptor yang miskin?. Coba dijawab. Pejabat-pejabat yang korup itu kurang apalagi sih sampai harus korup?
Itu tuh si hakim mahkamah konstitusi yang kemaren ketahuan disuap. Gajinya sebagai hakim aja sudah bikin kita iri, ini masih minta disuap....gile plek... itulah yang disebut orang SERAKAH. Orang yang serakah tidak pernah puas dan tidak merasa cukup tajir meskipun dia sudah punya ratusan gunung emas
Uang memang bukan segalanya
Uang pun belum tentu bisa mendatangkan kebahagiaan
Ada orang yang merasa tidak bahagia meski punya uang banyak
Ada juga orang yang merasa tidak bahagia tanpa uang
Setelah nulis panjang lebar, yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah kebahagiaan tidak lahir dari materi karena
Ada orang punya uang banyak dan hidup bahagia
Ada pula yang tetap bahagia walau tidak punya apapun
Orang-orang yang tetap bahagia ini punya sesuatu yang tidak bisa ditukar dengan apapun dan lebih bernilai serta melahirkan kebahagiaan
itulah yang disebut...
SYUKUR
Manusia yang selalu bersyukur pasti selalu bahagia karena mereka lupa indikator kebahagiaan itu sendiri apa saja. Yang mereka ingat selama saling memiliki dan selalu mensyukuri apa yang mereka punya sekarang itu sudah cukup bahagia.
Enak ya jadi orang yang selalu pandai bersyukur. Pikiran jadi ringan karena tidak dibebani harus beli ini, beli itu, mesti punya ini juga, mesti punya itu juga.
Ng, anyway ada yang bilang uang bukan segalanya. Saya setuju-setuju saja karena bagi saya kesehatan adalah segalanya. Kalo badan sehat kan enak bisa nyari duit. hehehe.
Uang memang tidak dibawa mati. << secara langsung emang duit kagak dikubur bareng sama mayat (dalam ajaran agama saya). Tapi kalo dipikir-pikir uang secara tidak langsung bisa bikin seorang manusia masuk surga... jangan ngomongin surganya dulu... uang bisa menemani orang yang mati dalam kubur. Gimana caranya?!
Pasti hapal dong tiga amalan jariyah dimana cuma ketiga amalan ini yang bakal menemani ruh selama masih di alam kubur. Salah satu amalannya yakni wakaf. Apa saja yang manusia wakafkan selama materinya syar'i dan pemberinya ikhlas, apalagi kalo orang-orang yang menerima manfaat dari wakafnya orang ini senang... pahalanya insha Allah akan terus terakumulasi selama materi yang diwakafkan tetap dimanfaatkan oleh orang lain. Contoh-contoh wakaf yang paling sering ditemui ada Al Quran dan tanah. Pokoknya gitu deh. Wakaf ini masih berurusan dengan uang.
Mencari uang (nafkah) selama niat nyari kerjanya untuk mencari penghidupan bukan untuk pamer-pameran, dan prosesnya kerjanya juga sesuai akidah agama, pahalanya gede lho. Dan disebutkan bahwa orang yang menafkahi keluarganya dianggap bersedekah. Tau sendiri kan pahala dan imbalan orang yang besedekah? orang yang bersedekah sebanyak apapun yang ia sedekahkan, ia tidak akan pernah bangkrut. Malah rejekinya nambah ^_^
Perlu diingat bahwa matematika/ hitung-hitungan Tuhan berbeda dengan matematika manusia. Salah satu contohnya ya itu tadi, orang yang bersedekah.
Kembali lagi ke pembahasan mencari nafkah. Pernah dengar yang orang nyebut mungkin ini rejeki anak?
Nah, saya mau mencoba agar lebih masuk akal pembahasan mencari nafkah-uang/materi-surga
- orang yang menafkahi keluarganya dianggap bersedekah
- menurut matematika Tuhan, jumlah yang disedekahkan imbalannya 10 kali lipat
- semakin banyak yang dinafkahi, berarti semakin banyak imbalannya, semakin banyak pahalanya
Banyak orang yang setelah nikah kemudian punya anak merasa pendapatan mereka bertambah. Karena rejeki anak. hm.. mungkin. Tapi aku sih yes!
Hmm, jadi ingat pepatah Cina dulu: Banyak anak banyak rejeki!!!
Semoga ya aamiin. Apalagi kalo anaknya pada sholeh-sholehah... ckckck...
Surga dunia dan surga akhirat....
=========================================================================
Kesimpulan tulisan saya ini adalah ada uang/tidak ada uang yang penting bersyukur masih hidup dan sehat. Uang bisa dicari. Bahagia bisa dikejar pursuit of happiness. Tapi rasa syukurlah yang paling sulit diciptakan
Sekian dulu yah
Makasih sudah membaca pernyataan sikap saya terhadap ungkapan Kebahagiaan tidak dibeli pake uang
Bagaimana dengan kalian?
kalo ada salah kata, tolong saya ditegur ya :)
Oyasumi minna san!
(Doa dan harapan sebelum bobo: Ya Rabb, singkirkanlah penyakit iri hati dari diriku. Bimbinglah aku, ingatkanlah aku menjadi pribadi yang pandai bersyukur atas apa yang Engkau titipkan padaku... aamiin)
Wassalam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar